Tuesday, November 6, 2012


 
Waktu itu sekitar tahun 1996, demam musik Britpop tiba-tiba meledak di sekolah saya. Kami yang saat itu cuma anak-anak SMP yang ingin terlihat keren, berusaha menunjukkan identitas, "Nih, gue dengerin ini lho!" Demam musik tersebut berjalan seiring dengan tren pembuatan kartu nama print-on-demand. Pesan, tunggu seminggu, lalu kamu dapat kartu namanya. Saya memilih untuk memesan kartu nama dengan memilih template ini, Formula 1, sekadar untuk terlihat macho. Tak hanya itu, saya juga mengubah nama depan saya dengan "Jarvis Cocker". Walau menggemari band Suede, kalau bicara soal figur, saya menyukai Jarvis Cocker (vokalis Pulp). Dia merupakan figur paling slenge'an sekaligus humoris di Britpop scene. Semoga Jarvis Cocker tahu bahwa saya mengidolakan dia.Oh ya, English saya pun masih belum beres.

Sunday, September 11, 2011


Masih ingat Duck Hunt? Di era Nintendo, pistol ini wajib dimiliki anak-anak di masanya untuk membunuh bebek yang (surprisingly) bisa terbang secara virtual lalu mengumpulkan skor dari situ. Entah mengapa, sudah dua televisi lama saya rusak sejak saya menggunakan pistol ini untuk bermain game video. Saya tak tahu cara kerjanya, mungkin saja sinyalnya mempengaruhi kualitas gambar yang di-generate dari dalam tabung sehingga setiap saya menggunakan pistol ini, ada bagian yang sensitif sampai mampu merusak tabungnya. Entahlah.

Tubuh saya gampang sekali panas dalam. Sejak bekerja di ruangan ber-aircon, saya sering mengalami sariawan, karena di saat makan siang, saya harus keluar ruangan kantor yang suhunya sangat berbeda. Sejak dahulu, saya selalu mempercayai obat bubuk hijau ini. Obat sariawan asal China ini tak pernah saya tahu nama aslinya. Ibu saya suka menyebutnya, "Puh" tanpa saya tahu latar belakangnya. Rasanya agak pahit saat diletakkan di sariawan. Kalau tertelan bisa jadi lebih menyiksa untuk kamu yang membenci rasa pahit. Tapi saya garansi, obat ini secara instan menyembuhkan sariawanmu tanpa mengeluarkan air mata seperti saat menggunakan Albothyl.

Mungkin sebagian dari kamu mengalami apa yang saya alami saat ini: diserbu nyamuk setiap malam. Banyak teman yang tinggal di Jakarta pun merasakan nasib yang sama dengan saya. Tweet-tweet keluhan bermunculan seiring dengan musim panas yang tak ada habisnya ini. Apa ada hubungannya antara musim panas tak berkesudahan dan nyamuk yang menyerbu setiap habis waktu magrib? Tanpa mesti tahu jawabannya, saya menyiapkan benda ini di kamar. Diamunisi dengan obat nyamuk berbentuk kotak kecil yang tipis disematkan di atasnya, lalu kemudian nyamuk kabur dari kamar. Sayangnya, (lagi-lagi) mungkin karena nyamuk sekarang telah bermutasi. Mereka sudah tidak mempan lagi diberikan senjata seperti ini. Raket nyamuk listrik dan semprotan nyamuk yang konvensional masih cara terbaik.

Monday, January 10, 2011

ini adalah kolase karya seorang teman bernama ika vantiani.
dulu waktu sd saya sering menghabiskan waktu saya dengan menghisap lem aibon di kamar pembantu saya.
sebuah hadiah dari teman yang sedang meneruskan pendidikannya di luar negeri.

Wednesday, October 13, 2010



"kios cabe pak zainal" adalah nama usaha pribadinya yang telah dijalani selama puluhan tahun. orang ini pelakunya, paman saya--biasa saya menyapanya "mak zai"--adalah orang yang terbilang gigih menjalani hidup. kesederhanaan dan kegigihannya menginspirasi saya untuk berusaha tidak mengeluh saat mengalami kesulitan. beliau merupakan kakak laki-laki tertua ibu saya yang paling tidak banyak bicara namun selalu berhasil dibuat tertawa oleh lelucon yang dilontarkan ibu saya. kios cabe yang dijalaninya juga menjual bumbu rendang. konon, bumbu rendang dan tingkat kepedasan cabe yang dijual mak zai merupakan yang terbaik se-pasar klender, jakarta.


masih saya ingat, pertama kali melihat imitasi tinja anjing ini adalah di golden truly, gunung sahari, jakarta, tempat orang tua saya biasa membelikan saya mainan yang harganya sudah dipotong karena tidak laku. kala itu, orang tua saya tidak pernah mau membelikan benda favorit saya ini karena pasti mereka pikir akan konyol kalau membelikan anak yang dicintainya sebuah imitasi tinja anjing. mungkin hampir dua puluh tahun setelah itu, saya menemukan benda ini dijual di emperan bangla road, phuket, thailand. saya menebusnya dengan harga sekitar rp. 30.000. kini tinja anjing ini menemani saat-saat online saya di rumah karena diletakkan tepat di depan monitor.


di momen-momen tertentu, ipar dan sepupu saya suka mengirimkan kartu ucapan versi mereka yang sangat kreatif. kartu lebaran ini dibuat mereka untuk saya. konsepnya unik, seperti sebuah kwitansi yang telah ditulis dengan "bayaran" Rp 2.000 dalam bentuk prangko untuk membayar maaf setelah sebulan berpuasa.