Sunday, September 11, 2011


Masih ingat Duck Hunt? Di era Nintendo, pistol ini wajib dimiliki anak-anak di masanya untuk membunuh bebek yang (surprisingly) bisa terbang secara virtual lalu mengumpulkan skor dari situ. Entah mengapa, sudah dua televisi lama saya rusak sejak saya menggunakan pistol ini untuk bermain game video. Saya tak tahu cara kerjanya, mungkin saja sinyalnya mempengaruhi kualitas gambar yang di-generate dari dalam tabung sehingga setiap saya menggunakan pistol ini, ada bagian yang sensitif sampai mampu merusak tabungnya. Entahlah.

Tubuh saya gampang sekali panas dalam. Sejak bekerja di ruangan ber-aircon, saya sering mengalami sariawan, karena di saat makan siang, saya harus keluar ruangan kantor yang suhunya sangat berbeda. Sejak dahulu, saya selalu mempercayai obat bubuk hijau ini. Obat sariawan asal China ini tak pernah saya tahu nama aslinya. Ibu saya suka menyebutnya, "Puh" tanpa saya tahu latar belakangnya. Rasanya agak pahit saat diletakkan di sariawan. Kalau tertelan bisa jadi lebih menyiksa untuk kamu yang membenci rasa pahit. Tapi saya garansi, obat ini secara instan menyembuhkan sariawanmu tanpa mengeluarkan air mata seperti saat menggunakan Albothyl.

Mungkin sebagian dari kamu mengalami apa yang saya alami saat ini: diserbu nyamuk setiap malam. Banyak teman yang tinggal di Jakarta pun merasakan nasib yang sama dengan saya. Tweet-tweet keluhan bermunculan seiring dengan musim panas yang tak ada habisnya ini. Apa ada hubungannya antara musim panas tak berkesudahan dan nyamuk yang menyerbu setiap habis waktu magrib? Tanpa mesti tahu jawabannya, saya menyiapkan benda ini di kamar. Diamunisi dengan obat nyamuk berbentuk kotak kecil yang tipis disematkan di atasnya, lalu kemudian nyamuk kabur dari kamar. Sayangnya, (lagi-lagi) mungkin karena nyamuk sekarang telah bermutasi. Mereka sudah tidak mempan lagi diberikan senjata seperti ini. Raket nyamuk listrik dan semprotan nyamuk yang konvensional masih cara terbaik.

Monday, January 10, 2011

ini adalah kolase karya seorang teman bernama ika vantiani.
dulu waktu sd saya sering menghabiskan waktu saya dengan menghisap lem aibon di kamar pembantu saya.
sebuah hadiah dari teman yang sedang meneruskan pendidikannya di luar negeri.